Apa sih yang dimaksud dengan fotografi?
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography,
yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" :
Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari
suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut
pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya
ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan
sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah
dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan
bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan
(selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang
tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa
lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang
fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah
kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital di mana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.
Fotografi saat ini telah berkembang menjadi sebuah gaya hidup, hal ini
dimulai semenjak munculnya era digital dan berkembangnya sosial media.
Sejarah
Kronologi perkembangan fotografi dimulai dengan:
- 1822 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto Heliografi yang pertama dengan subjek Paus Pius VII, menggunakan proses heliografik. Salah satu foto yang bertahan hingga sekarang dibuat pada tahun 1825.[1]
- 1826 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto pemandangan yang pertama,[1] yang dibuat dengan pajanan selama 8 jam.
- 1835 – William Henry Fox Talbot menemukan proses fotografi yang baru.
- 1839 – Louis Daguerre mematenkan daguerreotype.
- 1839 – William Henry Fox Talbot menemukan proses positif/negatif yang disebut Tabotype.
- 1839 – John Herschel menemukan film negatif dengan larutan Sodium thiosulfate/hyposulfite of soda yang disebut hypo atau fixer.
- 1851 – Frederick Scott Archer memperkenalkan proses koloid.
- 1854 – André Adolphe Eugène Disdéri memperkenalkan rotating camera yang dapat merekam 8 citra berbeda dalam satu film. Setelah hasilnya dicetak di atas kertas albumen, citra tersebut dipotong menjadi 8 bagian terpisah dan direkatkan pada lembaran kartu. Kartu ini menjadi inspirasi penyebutan (fr:carte de visite, bahasa Inggris:visiting card)
- 1861 – Foto berwarna yang pertama diperkenalkan James Clerk Maxwell.
- 1868 – Louis Ducos du Hauron mematenkan metode subtractive color photography.
- 1871 – Richard Maddox menemukan film fotografis dari emulsi gelatin.
- 1876 – F. Hurter & V. C. Driffield memulai evaluasi sistematis pada kepekaan emulsi fotografis yang kemudian dikenal dengan istilah sensitometri.
- 1878 – Eadweard Muybridge membuat sebuah foto high-speed photographic dari seekor kuda yang berlari.
- 1887 – Film Seluloid yang pertama diperkenalkan.
- 1888 – Kodak memasarkan box camera n°1, kamera easy-to-use yang pertama.
- 1887 – Gabriel Lippmann menemukan reproduksi warna pada foto.
- 1891 – Thomas Alva Edison mematenkan kamera kinetoskopis (motion pictures).
- 1895 – Auguste and Louis Lumière menemukan cinématographe.
- 1898 – Kodak memperkenalkan produk kamera folding Pocket Kodak.
- 1900 – Kodak memperkenalkan produk kamera Brownie.
- 1901 – Kodak memperkenalkan 120 film.
- 1902 – Arthur Korn membuat teknologi phototelegraphy;; yang mengubah citra menjadi sinyal yang dapat ditransmisikan melalui kabel. Wire-Photos digunakan luas di daratan Eropa pada tahun 1910 dan transmisi antarbenua dimulai sejak 1922.
- 1907 – Autochrome Lumière merupakan pemasaran proses fotografi berwarna yang pertama.
- 1912 – Vest Pocket Kodak menggunakan 127 film.
- 1913 – Kinemacolor, sebuah sistem "natural color" untuk penayangan komersial, ditemukan.
- 1914 – Kodak memperkenalkan sistem autographic film.
- 1920s – Yasujiro Niwa menemukan peralatan untuk transmisi phototelegraphic melalui gelombang radio.
- 1923 – Doc Harold Edgerton menemukan xenon flash lamp dan strobe photography.
- 1925 – Leica memperkenalkan format film 35mm pada still photography.
- 1932 – Tayangan berwarna pertama dari Technicolor bertajuk Flowers and Trees dibuat oleh Disney.
- 1934 – Kartrid film 135 diperkenalkan, membuat kamera 35mm mudah digunakan.
- 1936 – IHAGEE membuat Ihagee Kine Exakta 1. Kamera SLR 35mm yang pertama.
- 1936 – Kodachrome mengembangkan multi-layered reversal color film yang pertama.
- 1937 – Agfacolor-Neu mengembangkan reversal color film.
- 1939 – Agfacolor membuat "print" film modern yang pertama dengan materi warna positif/negatif.
- 1939 – View-Master memperkenalkan kamera stereo viewer.
- 1942 – Kodacolor memasarkan "print" film Kodak yang pertama.
- 1947 – Dennis Gabor menemukan holography.
- 1947 – Harold Edgerton mengembangkan rapatronic camera untuk pemerintah Amerika Serikat.
- 1948 – Kamera Hasselblad mulai dipasarkan.
- 1948 – Edwin H. Land membuat kamera instan yang pertama dengan merk Polaroid.
- 1952 – Era 3-D film dimulai.
- 1954 – Leica M diperkenalkan.
- 1957 – Asahi Pentax memperkenalkan kamera SLRnya yang pertama.
- 1957 – Citra digital yang pertama dibuat dengan komputer oleh Russell Kirsch di U.S. National Bureau of Standards (sekarang bernama National Institute of Standards and Technology, NIST).
- 1959 – Nikon F diperkenalkan.
- 1959 – AGFA memperkenalkan kamera otomatis yang pertama, Optima.
- 1963 – Kodak memperkenalkan Instamatic.
- 1964 – Kamera Pentax Spotmatic SLR diperkenalkan.
- 1973 – Fairchild Semiconductor memproduksi sensor CCD skala besar yang terdiri dari 100 baris dan 100 kolom.
- 1975 – Bryce Bayer dari Kodak mengembangkan pola mosaic filter Bayer untuk CCD color image sensor.
- 1986 – Ilmuwan Kodak menemukan sensor dengan kapasitas megapiksel yang pertama.
- 2005 – AgfaPhoto menyatakan bangkrut. Produksi film konsumen bermerk Agfa terhenti.
- 2006 – Dalsa membuat sensor CCD dengan kapasitas 111 megapixel, yang terbesar saat itu.
- 2008 – Polaroid mengumumkan penghentian semua produksi produk film instan berkaitan dengan semakin berkembangnya teknologi citra digital.
- 2009 - Kodak mengumumkan penghentian film Kodachrome.
Jenis kamera
1. View finder kamera
2. View kamera
3. Twin lens camera (Box)
4. S.L / Single Lens Refflex
5. Instamatic camera
6. Palaraid kamera
7. Kamera digital
2. View kamera
3. Twin lens camera (Box)
4. S.L / Single Lens Refflex
5. Instamatic camera
6. Palaraid kamera
7. Kamera digital
Di dalam dunia fotografi terdapat istilah-istilah seperti:
1. Diafragma / Bukaan Lensa
2. Fokus / Titik Api
3. Lensa
4. Kecepatan Rana / Shutter Speed
5. Pencahayaan / ISO
6. Komposisi
7. Ruang Tajam / Deep Of Field
8. Macro
PEMBAHASAN MENGENAI KAMERA :
1 Digital Kamera
kamera sendiri terbagi menjadi beberapa jenis :
A. Kamera Digital Saku / Pocket
Kamera
ini umumnya berbentuk kecil dan bisa dimasukkan ke dalam saku celana
atau saku baju, modelnya simple, dan pengoperasiannya juga tergolong
mudah, cocok untuk kebutuhan praktis, contohnya : Canon Ixus,
Powershoot, Sony T Series, Nikon Coolpix, dll
B. Kamera Digital Prosummer
Bentuk
kamera ini lebih besar dari pada kamera saku, dan biasanya rentang
lensanya lebih panjang di banding kamera saku yang hanya mempunyai
rentang lensa 3 X, untuk kelas prosumer, rentang lensa bisa mencapai 12 X
bahkan ada yang mencapai 18 X, kamera jenis ini termasuk awal untuk
melangkah menuju kamera DSLR, contohnya : Canon SX1, Kodak Z812,
Panasonic Lumix FZ 18, dll masih banyak lagi yang lainnya.
C. Kamera Digital Single Lens Reflex.
kamera
ini lebih di kenal orang dengan sebutan kamera DSLR, bentuk kamera ini
tentunya lebih besar dari kamera saku dan prosummer, kelebihan dari
kamera jenis ini, kita bisa mengganti lensanya sesuai dengan yang kita
mau, kamera DSLR masih di bagi lagi kelas-kelasnya sesuai dengan
kebutuhan pengguna dan fungsinya yaitu sbb :
-
Kelas Entry Level, banyak di gunakan oleh pemula yang ingin mulai
mendalami dunia fotografi ataupun sekedar hobby... contohnya : Canon EOS
400, EOS 1000, Nikon D60, D40, Sony A200 dll... mengenai harganya
kisaran 4 jutaan sampai 10 jutaan, pengoperasiannya mudah di mengerti
bagi pemula..
-
Kelas Semi Pro, untuk yang ingin lebih serius mempelajari fotografi
lebih dalam, contohnya Canon EOS 500, Nikon D200, D90, Sony A700, dll...
harganya kisaran 9 jutaan sampai 20 jutaan, pengoperasiannya lebih
banyak variasi dibanding entry level
-
Kelas Profesional, biasanya di gunakan oleh fotografer profesional,
harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah..., pengoperasiannya lebih
rumit bagi pemula.. contohnya : Canon EOS 5D, EOS 1D Mark III, Nikon
D3X, Sony A900, dll.
2. Diafragma
Diafragma
atau sering di sebut bukaan lensa yang berarti lubang bukaan dalam
lensa kamera tempat cahaya masuk saat melakukan pemotretan. Setiap lensa
mempunyai perbedaan bukaan diafragma masing-masing. Biasanya, ukuran
diafragma dimulai dengan f/2,8-f/4-f/5,6-f/8-f/11-f
/16-f/22.
Besar kecilnya bukaan diafragma yang kita pilih menghasilkan foto yang
berbeda, Angka kecil yang di tunjukkan oleh kamera berarti bukaan
lensanya besar alias cahaya yang masuk banyak, dan kebalikannya kalau
angka besar yang di tunjukkan oleh kamera berarti bukaan lensanya kecil
alias cahaya yang masuk kurang . Bukaan diafragma kecil akan
menghasilkan ruang yang luas. Sedang bukaan diafragma besar akan membuat
ruang tajam sempit (Blur).
Efeknya,
makin besar bukaan,maka makin besar kecepatan yang dibutuhkan, speed
makin tinggi. Efek lainnya, makin besar bukaan, makin sempit ruang
tajamnya, artinya makin besar efek blur untuk daerah diluar ruang tajam
yang fokus. Banyak cara dan tujuan penggunaan/pemilihan diafragma, yg
antara lain akan jelas mempengaruhi konteks dari foto yg kita buat.
Ini Sebagian dari Diafragma :
Istilah-Istilah Dalam FOTOGRAFI
LS:
Singkatan
dari longshot. Dengan lebih mendekatkan objeknya, shot ini tetap masih
memberikan sudut pandang lebar tetapi sudah mulai mengarahkan perhatian
pada objeknya dengan memisahkannya dari latar belakang yang mungkin
mengganggu.
MACRO:
Makro.
Pengertiannya dalam fotografi adalah sarana untuk pemotretan dari jarak
dekat. Fotografi makro akan menghasilkan rekaman (pada film) yang sama
besar dengan benda aslinya (1:1), atau paling kurang separuh dari benda
aslinya (1:2), namun demikian pada lensa-lensa jenis zoom yang mempunyai
fasilitas untuk menghasilkan rekaman seperempat dari benda aslinya
(1:4) juga sudah bisa dikatakan makro.
MACRO LENS:
Lensa
makro. Lensa yang digunakan untuk pemotretan dengan objek yang
berukuran atau pemotretan berjarak dekat (mendekatkan pemotret ke
objek), umumnya dipakai untuk keperluan reproduksi karena dapat
memberikan kualitas prima dan distorsi minimal. Misalnya: untuk memotret
bunga, serangga, dll.
MACRO PHOTO:
Dibuat
dari jarak dekat, bisanya tentang benda atau binatang kecil.
Perlngkapan kerjanya biasanya menggunakan lensa makro untuk mendekatkan
pemotret ke objek fotonya.
MAGNETIK:
Berdaya magnet.
MAGNIFICATION:
Pembesaran. Dikukur dari gambar film dibandingkan dengan ukuran aslinya.
MANIPULASI FOTOGRAFI:
Teknik
mengubah hasil cetak yang ditangkap oleh kamera untuk menciptakan
suasana tertentu. Foto-foto realitas dikembangkan sedemikian rupa
sehingga menghasilkan gambar yang tidak biasa lagi.
MANUAL:
Dikerjakan dengan menggunakan tangan dengan mengesampingkan tenaga otomatik.
MEDIUM FILM:
Film
dengan kecepatan sedang (ISO 100, 200). Kelompok film yang paling
popular dan banyak diminati pemotret. Ideal untuk pemotretan dalam cuaca
yang terang/cerah.
MEDIUM FORMAT CAMERA:
Kamera
format medium. Adalah jenis kamera SLR yang menggunakan jenis film 120
mm. Dibandingkan dengan kamera format kecil, kamera ini mempunyai
keunggulan dalam hal pembesaran cetakannya yang optimal sehingga umumnya
dipergunakan untuk memotret objek orang (potret) yang berkarakter, yang
menampakkan detail kuat seperti misalnya kulit keriput orang tua.
MEGALIGHT:
Adalah sebutan untuk sebuah lampu flood yang mempunyai kapasitas atau kemampuan cahaya yang amat besar hingga 7 meteran.
MESNICUS LENS:
Adalah lensa tipis yang berbentuk bulan sabit.
METERING:
Pola pengukuran cahaya yang biasanya terbagi dalam 3 kategori. Centerweight, evaluative/matrix dan spot.
METERING CENTER WEIGHT:
Pola pengukuran cahaya yang menggunakan 60 persen daerah tengah gambar.
METERING MATRIX:
Pola pengukuran pencahayaan berdasarkan segmen-segmen dan prosentase tertentu.
METERING SPOT:
Pola pengukuran cahaya yang menggunakan satu titik tertentu yang terpusat.
MF:
Manual Focus, adalah cara kerja menemukan fokus atau penajaman gambar yang dilakukan dengan menggunakan tangan.
MICRO DIAPRISM:
Kumpulan prisma-prisma kecil yang berfungsi untuk mendapatkan ketajaman gambar melalui pengamat.
MCROPRISM:
Prisma
mikro. Sistem penemu jarak optis yang menggunakan prisma halus atau
kumpulan prisma-prisma kecil yang berfungsi untuk mendapatkan ketajaman
gambar melalui pengamat.
MICROPHOTOGRAPHY:
Fotografi yang menggunakan film berukuran kecil dengan menggunakan bantuan mikroskop.
MULTICOATEDlA FILTER:
Filter
anti-flare untuk mencegah refleksi intern dalam lensa oleh pantulan
cahaya. Diciptakan untuk lensa yang belum multicoated.
MULTI EXPOSURE:
Sering disebut dengan singkatan ME. Memberikan pencahayaan lebih dari satu kali pada satu bingkai film.
MULTIPOINT READING:
Suatu pembacaan atau pengukuran dalam pencahayaan yang dilakukan terhadap berbagai titik objek foto.
MULTIVISION FILTER:
Filter
yang digunakan untuk membuat gambar ganda dalam sekali jepretan. Filter
ini dibuat dengan menggunakan kaca yang sengaja diasah menurut
tujuannya - berkeping prisma 3,5, disusun melingkar, berjajar atau
paralel berulang-ulang.
MULTILAYER COATING:
Penyelaputan berlapis-lapis pada lensa.
MULTIPLE EXPOSURE:
Fasilitas pemotretan berulang pada satu bingkai (frame) yang sama.
MULTIPLE EXPOSURE LEVEL:
Tuas
bidikan ganda. Adalah tombol untuk menyiapkan kamera pada posisi siap
bidik tanpa memajukan film ke bingkai berikutnya. Digunakan untuk
melakukan lebih dari satu kali pencahayaan (exposure) pada bingkai yang
sama dalam pemotretan. Alat ini dipakainya bersamaan dengan pengokangan
film.
NANOMETER:
Satuan pengukur panjang gelombang. 1 Nanometer = 1nm adalah sepermiliarmeter.
NATURAL AND ENVIRONMENT (NE/NES):
Salah
satu kategori yang dilombakan dalam World Press Photo. Foto-foto atau
sekumpulan foto bercerita dari subjek berupa lingkungan dan alam:flora,
fauna, lanskap, ekologi, dsb.
NATURE PHOTOGRAPHY:
Fotografi alam yang berkaitan dengan alam semesta, misalnya darat, laut, sungai, dll.
ND FILTER:
Filter
ND. Filter ini berfungsi untuk menurunkan kekuatan sinar 2 kali sampai 8
kali. Filter ini bernada abu-abu muda atau sedang dan tidak mengubah
warna gambar.
NEBULA FILTER:
Filter yang menghasilkan gambar dengan efek pancaran sinar radial yang berpelangi.
NEGATIF:
Kebalikan dari aslinya. Yang menghasilkan gambar negatif.
NEGATIF FILM:
Film
negatif atau klise, adalah sebutan untuk citra yang terbentuk pada film
sesudah dipotretkan dan sesudah dikembangkan, di mana bagian yang
terlihat gelap pada gambar, pada objek terlihat terang. Warna yang
timbul berlawanan karena bagian terang dari objek memantulkan banyak
cahaya ke film dan menghasilkan area gelap.
NEUTRAL DENSITY:
Kepadatan
netral yang tidak mengandung warna. Sebutan ini biasanya dipakai untuk
lensa penyaring yang berfungsi untuk mengurangi kecerahan sinar.
NEWS FEATURE:
Sering
disebut dengan cerita di balik berita, yaitu suatu foto yang menyajikan
sisi lain dari suatu situasi atau aneka peristiwa yang hangat.
NIKON:
Salah satu merek peralatan kamera buatan Jepang.
NIRMANA:
Adalah
susunan gambar dalam bingkai, jalannya garis-garis yang dominan
membentuk bidang-bidang utama yang dibatasi oleh suatu format.
NONREFLEX CAMERA:
Kamera nonrefleks yang tidak menggunakan cermin putar. Contohnya seperti kamera kompak atau kamera langsung jadi Polaroid.
NORMAL CONTRAS:
Kontras yang wajar. Tidak berlebihan dan tidak kurang sebagai hasil pengembangan film atau hasil sebuah cetakan.
NORMAL LENS:
Lensa
normal, berukuran fokus sepanjang 50 mm atau 55 mm untuk film berukuran
35 mm. Sudut pandang lensa ini hampir sama dengan sudut pandang mata
manusia.
OBSCURA:
Cikal
bakal kamera yang digunakan saat ini. Prinsipnya adalah sebuah kamar
gelap yang tertutup dengan lubang kecil di depannya. Jika kamera obscura
ditempatkan menghadap benda yang diterangi cahaya maka akan terlihat
sebuah gambar proyeksi terbalik dari benda tersebut pada dinding yang
berhadapan dengan lubang.
CAMERA OBSCURA:
Kamera pertama dalam dunia fotografi, di mana bentuknya merupakan sebuah kamar gelap yang hanya memiliki lubang kecil (pinhole).
OBSERVASI:
Dalam
bidang potret memotret adalah pengamatan yang dilakukan untuk mencari
tahu tentang subjek foto terutama mengenai gerak-gerik, suasana hati
maupun ekspresi.
OPAQUE:
Opak,
ialah sifat padat atau kedap sinar. Baik pandangan maupun sinar tak
dapat menembusnya. Misalnya lempengan besi, kayu, karton, dll.
OPTIK:
Berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa, dsb).
ORTHOCHROMATIC FILM:
Film yang sensitif terhadap warna biru dan hijau tapi tidak pada merah.
OVER EXPOSURE:
Pencahayaan
lebih. Suatu nilai pencahayaan yang terdapat paa film maupun foto, di
mana gambar yang ada tampak terang atau gelap pada film negatif karena
pencahayaan yang berlebihan.
OVERHEAD LIGHTING:
Sinar dari atas. Lampu atau penyinaran yang dibuat untuk menyinari objek dari atas.
OVERRIDE:
Penyimpangan dari pengatur otomatis supaya dapat diatur dengan menggunakan tangan atau secara manual.
P HI:
Adalah fasilitas pencahayaan terprogram bagi pemotretan dengan sasaran yang bergerak cepat, balapan motor, mobil, dll.
PANCHROMATIC:
Film hitam-putih, artinya emulsi film tersebut sensitif terhadap macam-macam warna.
PARALLAX:
Paralaks,
yaitu suatu kesalahan atau perbedaan pandangan yang terjadi karena yang
dilihat dan yang terekam dalam film tidak sama. Umum terjadi saat
menggunakan kamera refleks lensa kembar atau kamera kompak.
PASSED:
Berarti telah diteliti oleh pabrik pembuat. Tanda ini biasanya melekat pada lensa atau kamera yang baru.
PENTAX:
Salah satu merek kamera (Asahi Pentax) dan peralatannya buatan Jepang.
PEOPLE ON THE NEWS:
Salah
satu kategori yang dilombakan dalam World Press Photo. Foto-foto atau
sekumpulan foto bercerita/portfolio dari orang atau sekelompok orang
yang ikut terlibat dalam sebuah peristiwa atau kejadian.
PERMAFILM:
Adalah
bahan pengawet dan anti static. Bila permafilm digunakan pada emulsi
film, maka akan terjadi ikatan fisik dengan gelatin dan emulsi film.
PERSPECTIVE:
Perspektif,
pandangan ruang, suatu pandangan gambar yang tampil dalam bentuk
dimensi atau ruang tertentu. Dimensi dan perspektif merupakan kesatuan.
PERSPECTIVE CORRECTION:
Gunanya untuk memperbaiki penyimpangan bentuk.
PHOTO JOURNALISM:
Foto
jurnalistik, fotografi dengan spesialisasi khusus untuk menampilkan
foto-foto yang mempunyai nilai berita, baik benda, bahan, situasi
kehidupan manusia yang menarik perhatian umum karena aktualitasnya
(news) sebagai berita yang mampu mengungkap kejadian, menjelaskan dan
menimbulkan rasa ingin tahu.
PHOTOGRAPHY:
Fotografi,
teknik dan pengetahuan tentang foto. Atau, proses dan seni pembuatan
gambar (melukis dengan sinar/cahaya) pada film atau permukaan yang
dipekakan. Gambar yang dihasilkan diharapkan sama persis dengan aslinya,
hanya dalam ukuran yang jauh lebih kecil.
PHOTOGRAPHIC SPECTRUM:
Bagian kecil dari energi dalam elektromagnetik spektrum yang dapat mencahayai film.
PHOTOGRAM:
Fotogram.
Foto yang dibuat tanpa menggunakan kamera dan film, dengan meletakkan
benda-benda di atas kertas (cetak) foto kemudian disinari.
PHOTOGRAPH:
Foto yang dibuat dengan menggunakan kamera dan film.
PHOTOKINA:
Nama pameran atau suatu wadah informasi terbesar dan terlengkap serta yang paling kompleks dalam bidang fotografi.
PINCHUSION EFFECT:
Penyimpangan bentuk kotak menjadi bentuk seperti bantalan penyimpan jarum.
PINHOLE:
Lubang
kecil pada alat kedap cahaya yang dipasang bersama lensa, menyambung
lubang lensa tempat gambar objek direkam dalam lembaran yang peka
cahaya.
PIN-UP PHOTO:
Foto yang bersifat hiburan/menghibur. Disebut gambar pin-up karena sering ditempelkan di dinding dengan pins atau paku kecil.
PISTOL GRIP:
Gagang pegangan kamera yang bentuknya mirip gagang pistol.
POL COLOR FILTER:
Filter
yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna,
terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk
efek-efek tertentu.
POL COLOR FILTER:
Filter
yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna,
terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk
efek-efek tertentu.
POL CONVERSION FILTER:
Filter
terdiri dari selembar polarisator dengan filter konversi warna (85B).
Biasanya juga digunakan untuk jenis kamera kine, sehingga memungkinkan
film tungsten digunakan untuk cerah hari dan mempunyai efek seperti
filter polarisasi.
POL FIDER FILTER:
Filter
yang terdiri dari dua filter PL linier yang digabung menjadi satu.
Jumlah filter yang masuk dapat diatur dengan memutar gelang filter.
POLARIZING CIRCULAR FILTER:
Filter
yang dibuat dari lembaran polarisator linier dan keeping quarter wave
retardation, dilapi di antara dua gelang filter. Efeknya sama dengan
filter polarisasi, biasanya digunakan untuk kamera kine.
POLARIZING FILTER:
Filter
polarisasi, dipakai untuk menghilangkan refleksi dari segala permukaan
yang mengkilap. Filter ini terdiri dari dua bagian, bagian yang satu
dengan lain dapat diputar-putar untukmendapatkan sudut paling ideal
menghilangkan refleksi, menambah saturasi warna dan menembus kabut
atmosfer. Juga berguna untuk membirukan langit.
POLAROID:
Langsung jadi. Menghasilkan gambar cetak dalam waktu yang singkat, tetapi tidak menghasilkan film negatif.
POLAROID CAMERA:
Kamera
Polaroid. Kamera foto langsung jadi, menghasilkan gambar cetak dalam
waktu yang singkat (beberapa menit) tapi tidak menghasilkan klise atau
negatif. Akibatnya tidak bias dilakukan pembesaran gambar atau
pencetakan ulang.
POLAROID FILM:
Film yang ditemukan oleh dr. Land. Menghasilkan foto dalam waktu singkat tetapi tidak mempunyai negatif.
POLAVISION:
Sistem
kinematografi langsung jadi. Kameranya dinamakan Polavision, filmnya
dinamakan Phototape cassette, proyektornya Polavison player.
POPUP FLASH:
Lampu kilat kecil terbuat atau menyatu dengan kamera.
PROYEKTOR:
Alat yang digunakan untuk memproyeksikan gambar atau film positif, atau gambar bergerak.
PULL:
Kebalikan
dari proses push, yaitu mengurangi proses pengembangan film yang
mengalami over exposure atau kelebihan sinar sehingga menghasilkan
detail yang baik pada area yang gelap (normal), dilakukan proses
pengembangan disertai dengan pengurangan waktu pengembangan film.
PULSATOR FILTER:
Filter
dengan inti bulatan normal dan bagian sisanya berisi prisma. Tiap-tiap
titik sinar akan membentuk bintang berekor delapan dan berisi prlangi.
PUSH:
Pengemabngan
berlebih. Suatu proses yang intens membuat under exposure sebuah film
dan mengompensasikan film itu agar menjadi normal dengan menambah waktu
pengembangannya.
QL:
Singkatan dari quick loading, yaitu suatu sistem pemasangan film yang cepat.
RAINBOW FANTASI FILTER:
Filter dengan inti bulatan normal dan sisanya berisi prisma. Tiap-tiap berkas sinar akan bertepi pelangi.
RANA:
Adalah tirai yang menggantikan fungsi penutup manual di bagian depan lensa, besar kecilnya dapat diatur sesuai kebutuhan.
RANA CELAH:
Rana
celah vertical dan horizontal dan terletak pada kamera. Yang vertial
menutup secara vertikal dan yang horizontal menutup secara horizontal.
RANA PUSAT:
Rana yang terletak pada lensa, berdampingan dengan diafragma. Menutupnya dengan cara memusat.
RELEASE CABLE:
Kabel penghubung dengan shutter sehingga memungkin pemotret menekan shutter dari jarak beberapa meter dari kamera.
RELOADABLE TO LAST FRAMER:
Fasilitas untuk mengembalikan film yang telah digulung di tengah posisi terakhir yang terpakai.
REMBRANDT LIGHTING:
Cahaya
yang berasal dari jendela atau sering juga disebut window lighting.
Cahaya yang datang dari sudut 45 derajat. Pencahayaan tersebut berasal
dari nama pelukis Belanda Rembrandt.
REMOTE:
Alat yang memungkinkan fotografer melakukan penekanan shutter dari jarak jauh dengan penghubung arus tanpa kabel.
RESOLUTION:
Daya
pisah. Suatu sifat lensa yang berdaya urai dengan kemampuan menyajikan
detail kehalusan gambar sesudah film dikembangkan (diproses).
RETINA:
Selaput peka sinar dari mata atau salah satu merek kamera keluaran kamera.
RETOUCH:
Mengubah,
sifatnya memperbaiki atau menambah warna dengan menggunakan tangan atau
kuas, atau juga pada masa ini dengan komputer seperti melukis sehingga
menghasilkan gambar yang baik dan tanpa cacat seperti sebelumnya.
REVERSAL DEVELOPING:
Pengembangan membalik atau terbalik menjadi positif.
REVERSAL FILM:
Berarti kebalikan. Hasil pemotretan menggunakan film jenis ini menghasilkan gambar positif (slide).
REVERSE ADAPTER:
Suatu
alat penyambung yang digunakan untuk memotret saat menggunakan lensa
kamera yang dibalik sehingga elemen belakang lensa menghadap ke objek.
Dengan alat ini menjadikan kita dapat menggunakan lensa biasa untuk
membuat pemotretan makro dengan hasil yang cukup baik.
SECOND CURTAIN SYNC:
Fasilitas untuk menyalakan lampu-kilat sesaat sebelum rana menutup.
SELF ADJUSTING:
Penyesuaian (diri).
SELF TIMER:
Penangguh
waktu. Sebuah tuas yang digunakan untuk keperluan memperlambat
membukanya rana kamera sekalipun tombol pelepas kamera telah ditekan.
Biasanya digunakan untuk memotret diri sendiri. Penangguhan waktunya
umumnya berkisar 10 detik.
SENSE OF DESIGN:
Perasaan atas komposisi. Estetika dalam nirmana datar warna.
SEPIA TONER:
Pewarna coklat/sawo.
SEQUENCE:
Sekuen.
Satu seri dari beberapa jepretan (shot) yang meliputi suatu kejadian
yang sama. Setiap jepretan hanya berbeda dalam hitungan detik.
SHADE:
Teduh, bayangan yang tak berbentuk.
SHADOW:
Bidang gelap/hitam atau bayangan pada sebuah foto yang berbentuk objek yang membayang.
SHAPE:
Bidang,
suatu bentuk dalam aspek dua dimensi yang terjadi tidak hanya oleh
karena adanya kesan garis, baik berupa segi tiga, lingkaran, elips, dll.
Namun selain itu bisa juga dibentuk oleh suatu bidang warna karena
adanya suatu kesan bentuk tiga dimensi yang mempunyai volume.
SHARPNESS:
Ketajaman
film, yaitu suatu kemampuan film untuk merekam setiap garis dari
pandangan yang dipotret dengan ketajaman yang baik. Ketajaman ini
ditentukan dengan jumlah garis per milimeter.
SIDE LIGHT:
Cahaya
dari samping, yaitu cahaya yang berasal dari arah samping objek, baik
kiri atau kanan dan dapat ditempatkan pada sudut 45 atau 90 derajat.
Pencahayaan seperti ini menghasilkan foto dengan efek yang menonjol
permukaan atau objek fotonya serta terciptanya kesan tiga dimensional.
Umumnya digunakan untuk menampilkan foto-foto yang berkarakter, misalnya
foto potret (portrait).
SIDE LIGHTING:
Sinar
dalam pemotretan yang datangnya dari arah samping kanan atau kiri - 90
derajat dihitung dari sudut pandang kamera. Arah datangnya sinar seperti
ini akan menghasilkan foto dengan detail dan tekstur dari benda dengan
baik. Bayangan yang dihasilkan akan menampakkan bentuk benda dengan
lebih menarik dengan separo dari muka terang dan separo lagi gelap.
SINGLE LENS REFLECT:
Refleks
lensa tunggal (RLT), adalah kamera yang memiliki satu lensa untuk
membidik yang menggunakan cermin dan prisma. Lensanya berfungsi untuk
meneruskan bayangan objek ke pembidik dan meneruskannya ke film. Apa
yang terlihat pada jendela pengamat sama seperti apa yang terjadi pada
film atau fotonya.
SINGLE POINT READING:
Suatu
pembacaan pengukuran dalam pencahayaan yang dilakukan hanya pada satu
titik atau bagian tertentu yang terpenting dari sebuah objek foto.
SINGLE SERVO AUTOFOCUS (S):
Sandi
saat Anda membidikkan suatu objek dan tombol rana telah tertekan
separo, maka jarak antara kamera dengan objek terkunci hingga tombol
dilanjutkan ditekan hingga terekam satu bidikan.
SKALA:
Perbandingan objek utama dengan objek-objek lain dalam gambar.
SLAVE UNIT:
Mata listrik yang menyalakan lampu-kilat karena pulsa yang dihasilkan oleh menyalanya lampu-kilat lain.
SLOW FILM:
Film
lambat yaitu kepekaan film yang rendah sehingga memberikan detail
gambar yang tajam dengan butiran yang halus, kontras rendah sekalipun
dicetak besar. Misalnya film dengan ISO 25, 64, 100. Film seperti ini
baik untuk pemotretan arsitektur atau still life.
SMALL FORMAT CAMERA:
Kamera
format kecil yaitu kamera jenis SLR (Single Lens Reflect) yang
menggunakan film berukuran 35 mm namun fleksibel dan enak dipegang serta
ringan. Karena itu kamera seperti ini yang paling banyak digunakan oleh
para fotografer. Jenis maupun ukuran filmnya sangat mudah didapat juga
proses filmnya terutama bagi yang menggunakan film jenis negatif. Namun
kekurangannya, untuk hasil pencetakan besar, maksimal hanya seukuran
majalah.
SNAPSHOT:
Bidikan
spontan, tanpa modelnya diatur terlebih dahulu. Cara ini umumnya
digunakan untuk membuat foto human interest, sehingga menghasilkan foto
yang apa adanya dan tampak alami tak terkesan dibuat-buat.
SNOOT:
Suatu
alat berbentuk kerucut yang berlubang pada ujungnya dan digunakan untuk
memperkecil penyebaran cahaya dari lampu kilat studio. Umumnya
menghasilkan cahaya yang tampak membulat bila diproyeksikan pada bidang
datar.
SNOW CROSS, STAR SIX FILTER:
Sebuah
kaca bening dengan goresan-goresan yang saling bersilangan yang
membentuk bintang-bintang berekor enam dari tiap-tiap titik sinar.
SOCKET:
Lubang tempat memasukkan kabel sinkron yang menghubungkan lampu kilat dengan penutup.
SOFT SCREEN (LENS):
Lensa
yang berguna untuk menghindari kontras sehingga hasil gambar terkesan
seolah-olah agak kabur dengan sisi-sisi yang tak tampak ketegasan
batasnya.
SOFT FOCUS LENS:
Lensa yang berdaya lukis lembut.
SOFT PAPER:
Kertas bergradasi lunak atau lembut.
SOFT SPOT FILTER:
Filter berciri seperti soft screen namun menghasilkan gambar yang berbeda.
SOFT TONE FILTER:
Filter
yang bertujuan untuk membuat gambar pemandangan lunak tanpa menurunkan
ketajaman dan mengubah warna, juga tidak mengubah bentuk. Kontras pun
menjadi lembut tanpa mengaburkan pandangan.
SOLARISASI:
Proses
pembuatan foto dengan cara memberi penyinaran dua kali pada kertas foto
atau film dan memasukkannya ke dalam larutan pengembang. Di
tengah-tengah gambar terbentuk dilakukan penyinaran dengan cahaya putih
sekali lagi dan meneruskan pengembangannya.
SONAR AUTOFOCUS:
Sistem otofokus yang bekerja berdasarkan perjalanan bolak-balik suara sonar - dari kamera ke objek kembali ke kamera.
SPECIAL EFFECT:
Efek khusus dengan menggunakan teknik tertentu.
SPECIAL EFFECT FILTER:
Filter
(penyaring) spesial efek yang pada dasarnya bukan filter karena
fungsinya tidak menyaring sesuatu melainkan mengubah pandangan guna
mencapai hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.
SPECIAL LENS:
Lensa
spesial yang digunakan secara khusus untuk keperluan khusus. Misalnya
fish eye lens (lensa mata ikan - 180 derajat). yang pada dasarnya bukan
filter karena fungsinya tidak menyaring sesuatu melainkan mengubah
pandangan guna mencapai hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.
SPECIAL PURPOSE LENS:
Lensa
tujuan khusus yang didesain dan diciptakan untuk tujuan penghasilan
gambar khusus yang biasanya susah dilakukan dengan lensa biasa.
SPECIAL FILTER:
Sekeping
plastik terang berisi ribuan prisma lembut yang mengubah tiap-tiap
titik sinar menjadi bintang pelangi dan berkas sinar bertepi pelangi.
Sinar yang kuat membentuk bintang dengan berkas-berkas pelangi tebal.
SPECTRUM:
Berkas sinar yang terlihat oelh mata, terpecahkan oleh pembiasan prisma dalam warna-warni.
SPEEDLIGHT:
Lampu-kilat yang mempunyai kecepatan menyala tinggi atau cepat.
SPEEDO SOLARISASI:
Suatu
teknik kamar gelap versi lain dari tehnik solarisasi (efek sabattier)
pada film ortholith yang akan memberikan suatu efek gerakan yang cepat
(speedo).
SPLICER:
Alat pemotong film.
STEREO CAMERA:
Kamera berlensa dua yang menghasilkan dua foto sekaligus. Dua foto itu harus diamati
dengan alat bantu atau stereo-viewer untuk mendapatkan efek kedalaman seperti saat difoto.
STILL LIFE:
Berarti lukisan atau pemotretan benda mati. Fotografi yang khusus menempatkan benda-benda kecil buatan manusia sebagai objeknya.
STOP:
Satuan
yang menunjukkan pergeseran nilai bukaan diafragma atau kecepatan rana
dari suatu nilai ke nilai yang lain, naik atau turun. Misalnya dari
diafragma f:16 ke f:22 atau dari kecepatan 1/125 detik ke 1/250 detik.
STOP BATH:
Cairan
penyetop. Larutan penyetop untuk menghentikan atau menahan seketika
pengembang (developer) pada film atau kertas foto. Selain berguna untuk
menghentikan proses yang terjadi, stop bath juga berfungsi sebagai
larutan fixer yang membuat film dan cetakan foto lebih tahan lama.
STRIPPING FILM:
Film yang dapat dipisahkan dari dasar seluloidnya.
STROBO:
Lampu dengan kemampuan menyorot bertubi-tubi dengan selang waktu singkat.
SUBTRACTIVE:
Sistem penyusunan balans warna dengan mengurangi unsure warna, suatu kebalikan dari additive atau menambahkan.
SUPER WIDE LENS:
Lensa
bersudut super lebar yang biasa digunakan untuk pemotretan arsitektur,
interior, eksterior, pemandangan, dll. Misalnya lensa 15 mm, 17 mm.
SYNC CORD TERMINAL:
Terminal sinkronisasi lampu-kilat; soket untuk memasang kabel tambahan yang dihubungkan dengan lampu-kilat.
SYNC SHUTTER SPEED:
Kecepatan rana yang sinkron dengan lampu kilat.
SYNCRO:
Saklar
otomatis. Dengan menggunakan saklar ini pada lampu kilat maka bila ada
kilatan cahaya lampu kilat lain akan mengakibatkan menyalanya lampu
kilat yang terpasang syncro.
TABLE-STAND:
Kaki tiga (tripod) kecil. Sandaran kamera yang membantu menahan goyang yang dipakai di atas meja.
TEXTURE:
Tekstur,
sifat permukaan atau sifat bahan., merupakan elemen seni visual yang
sangat penting karena mampu memberi kesan "rasa" seperti halus, kasar,
mengkilat, dll.
TELE CONVERTER:
Lensa
tambahan yang dipasang di antara lensa asli dan tubuh kamera, yang
dapat mengubah lensa normal menjadi tele dan lensa tele menjadi tele
panjang. Umumnya kelipatannya dua atau tiga kali jarak fokus lensa asal.
TELE LENS:
Lensa
tele yang digunakan untuk memperbesar objek yang akan difoto. Lensa ini
dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek. Khusus untuk
pemotretan potret (portrait) penggunaan lensa seperti ini akan
menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya. Misalnya: lensa 85
mm, lensa 135 mm, lensa 200 mm, dll.
TELEPHOTO LENS:
Lensa
telefoto, lensa yang mempunyai fokus panjang. Pembuatan bayangan
(image) pada lensa telefoto lebih pendek bila dibandingkan dengan lensa
lain.
TELEPHOTO MEDIUM:
Telefoto menengah, jenis lensa telefoto yang mempunyai panjang antara 75 - 135 mm.
TEST STRIP:
Suatu
cara untuk mendapatkan hasil cetakan yang baik (normal) yang dilakukan
dengan cara membuat pencahayaan bertingkat pada saat mencetak sebelum
mencetak sesungguhnya.
TILT HEAD:
Kemampuan
kepala lampu-kilat untuk dapat diputar. Fungsinya untuk mendapatkan
efek pencahayaan yang lembut dengan cara memantulkan terlebih dahulu
cahaya yang keluar dari lampu-kilat. Kuatnya cahaya yang jatuh ke objek
sangat bergantung pada permukaan pemantul, warna dan jaraknya.
TIMER SWITCH:
Pengukur waktu yang akan memutuskan aliran listrik pada akhir hitungan yang telah ditentukan.
Top Light:
Cahaya
(dari) atas. Cahaya yang berasal dari atas objek. Biasanya digunakan
untuk menerangi bagian atas kepala model yang akan difoto. Arah cahaya
juga dapat menampilkan detail benda.
Transparan:
Tembus
pandang ialah permukaan suatu benda yang tidak menghambat pandangan
untuk melihat benda di belakangnya. Kaca dan plastik misalnya bersifat
tembus pandang.
Translusen:
Tembus
sinar. Namun kita tidak biasa melihat benda yang berada di belakang
benda yang translusen tersebut. Misalnya kaca es, kaca buram, kaca susu,
plastik suram, dsb.
Transparancy:
Transparan, gambar tembus, slide atau film positif.
Tripod:
Kaki-tiga.
Suatu alat yang digunakan untuk menyangga kamera yang berbentuk
kaki-tiga, yang dapat dipanjangkan dan dipendekkan sesuai keinginan
(terbatas). Biasa digunakan untuk membantu mengatasi goyang saat
melakukan pemotretan yang menggunakan lensa telefoto, atau yang
menggunakan kecepatan rendah sehingga kedudukan kameranya tetap stabil
dan pemotretan terhindar dari goyang.
Tripod Socket:
Tempat
(ulir) untuk tripod. Suatu bagian di kamera, biasanya berlubang dengan
ulir di dalamnya, yang berguna untuk tempat memasang tripod atau
kaki-tiga kamera.
TTL:
Singkatan
dari Through the Lens Metering. Sistem pengukuran cahaya melalui lensa.
Biasa juga disebut OTF (Off the Film Metering). Kamera harus terisi
film untuk mendapatkan pengukuran yang akurat. Atau dengan cara lain
yaitu menggantikannya dengan kertas buram yang diletakkan pada jendela
lintas film yang harus menutupi seluruh jendela tersebut. Jika tidak
maka akan mendapatkan kalkulasi pengukuran yang salah karena sensor di
dalam kamera akan membaca pelat hitam penekan film.
Tungsten Film:
Film
yang khusus diperuntukkan bagi pemotretan yang dilakukan dengan cahaya
buatan dengan lampu biasa atau photo-flood, namun juga tetap dapat
dipakai untuk pemotretan di bawah cahaya alami.
Twin Lens Reflex:
Refleks
Lensa Kembar. Kamera yang mempunyai dua lensa. Satu lensa berfungsi
untuk menangkap objek yang dipantulkan oleh cermin melalui jendela
pembidik, satu lensa berfungsi untuk menangkap objek untuk diteruskan ke
film. Menggunakan jenis kamera seperti ini harus ekstra hati-hati
karena sering terjadi kesalahan yang disebut paralaks pada pemotretan
jarak dekat.
Iltra Fast Film:
Film
dengan kecepatan sangat tinggi (ISO 800, 1600, 3200, dst) Dirancang
untuk pemotretan dengan cahaya rendah seadanya. Foto yang dihasilkan
berbutir kasar namun jadi satu pilihan kreatif bagi pemotret yang
menyukainya.
ULTRA FINE GRAIN:
Butiran sangat halus. Salah satu sifat film atau obat pengembang.
ULTRAVIOLET:
Gelombang sinar dari sisi ungu yang tampak oleh mata. Yang biasanya terdapat di dataran tinggi dan pada waktu cuaca mendung.
ULTRAVIOLET FILTER:
Filter
(penyaring) dalam pemotretan yang berguna untuk menetralisasi radiasi
sinar ultraviolet di daerah yang berketinggian lebih dari 1000 meter
atau sekitar 100 meter dari permukaan air laut.
ULTRAVIOLET LENS:
Lensa
ultraviolet. Jenis lensa khusus yang digunakan untuk merekam sinar
ultraviolet. Biasanya digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan.
UNEXPOSED:
Tidak/belum tercahayai.
VARIOCROSS FILTER:
Filter
yang terdiri dari dua keping kaca bening, masing-masing dengan goresan
miring yang sejajar. Goresan dari satu keeping bersilangan dengan
goresan dari keping yang lainnya bila kedudukannya diubah. Efek bintang
dan perpotongan sinar dapat disesuaikan menurut selera hanya dengan
memutar-mutar filter.
UNITY:
Kesatuan.
Merupakan criteria kesenirupaan yang terkemuka, sebuah karya seni
dianggap berhasil bila unsure-unsurnya tidak terlepas sendiri-sendiri.
UNDER EXPOSURE:
Pencahayaan
kurang. Suatu nilai pencahayaan yang terdapat pada film atau foto di
mana gambar yang ada tampak agak gelap atau tampak tipis (pada film
negatif) karena pencahayaannya yang ada saat pemotretan kurang.
VARIO FOCAL LENS:
Lensa
zoom. Lensa yang mempunyai panjang focus yang dapat diubah-ubah atau
dapat bergeser. Misalnya: lensa 20-35 mm, lensa 35-70 mm, lensa 80-200
mm, dsb.
VARIO LENS:
Lensa
vario atau sering disebut sebagai lensa zoom. Yaitu sebuah lensa yang
memiliki jangkauan panjang focus yang bervariasi atau dapat diubah-ubah.
Dengan demikian memudahkan pemotret memilih berbagai ruang pandang
hanya dengan menarik-ulur lensa atau memutarnya.
VERTICAL GRIP:
Alat pelepas rana untuk pengambilan gambar secara vertikal tanpa harus memutar tangan.
VIEW CAMERA:
Kamera
yang menggunakan film format besar dan digunakan untuk keperluan
pemotretan yang memerlukan detail tajam pada pencetakan hasil foto yang
besar-besar umumnya digunakan di dalam studio untuk pemotretan still
life karena dapat menyempurnakan perspektif serta menambah ruang tajam.
Detail gambar dapat ditampilkan secara sempurna.
VIEW FINDER:
Jendela bidik. Bagian dari kamera yang berfungsi sebagai tempat mata melihat bayangan benda yang akan diabadikan.
WAIST LEVEL FINDER:
Pembidik sebatas pinggang.
WETTING AGENT:
Obat pelarut tetes air yang mengendap pada film. Photo flo adalah larutan seperti itu.
WARM TONE:
Bernada
warna hangat. Suatu warna yang terasakan tidak terlampau menyilaukan
mata, atau berwarna ke arah cokelat gelap ke arah hitam pekat.
WATT/SECOND (W/S):
Satuan
daya pada lampu kilat studio yang dibedakan dengan lampu kilat portable
yang menggunakan GN. Tidak ada rumusan relevansi antara W/S dan GN,
tapi 100 W/S hampir sebanding dengan GN = 30.
WEDDING PHOTOGRAPHY:
Fotografi
pernikahan. Fotografi yang mengkhususkan diri pada pengabadian
momen-momen atau peristiwa pernikahan. Untuk menekuninya diperlukan
pemahaman tehnik fotografi, pencahayaan (lighting) serta adat dan
tata-cara pernikahan.
WIDE ANGLE LENS:
Lensa
sudut lebar, misalnya lensa 20 mm atau 24 mm. Jenis lensa dengan tubuh
pendek yang biasa digunakan untuk memotret sebuah panorama luas atau
untuk pemotretan sejumlah besar orang. Lensa ini menampakkan gambar yang
lebih kecil.
WIDE SHOT:
Pemotretan
dengan sudut pandang lebar. Biasanya merupakan satu jepretan panjang
diawal suatu sekuen. Tujuannya untuk mengarahkan penonton pada adegan
berikutnya pada gambar hidup (movie).
WIRELESS TTL:
Sistem pengukuran lewat lensa tanpa melalui kabel.
WORLD PRESS PHOTO (WPP):
Suatu
kegiatan lomba foto jurnalistik internasional yang diadakan rutin
setiap tahun. Pesertanya adalah pemotret dari seluruh dunia yang
tergabung dalam sebuah media.
WORM EYE:
Pandangan
cacing. Berarti memotret dari sudut pandang permukaan tanah. Hasilnya
adalah rekaman foto dengan kesan tinggi yang ekstrim, hasil gambarnya
pun unik karena sudut pandang seperti itu.
X-RAY FILM:
Film
sinar-x. Film ini dibuat kontras dan dibungkus dengan kertas timah.
Karena sinar x dapat menembus benda-benda padat seprti kulit, tekstil,
dan lain-lain, maka dalam pemotretan akan tampak bayangan-bayangan yang
mengganggu. Film ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran dan
pengobatan.
ZONE SYSTE:
Suatu cara untuk menghasilkan foto dengan tingkat kontras yang dimulai dari nada hitam pekat hingga nada warna putih sekali.
ZOOM LENS:
Lensa
zoom. Jenis lensa yang memiliki elemen yang mampu bergerak hingga
membuat panjang fokal bervariasi. Panjang focus dapat diganti-ganti
dengan memendekkan atau mengulur tabung lensa.
ZOOM-BLUR:
Kekaburan gambar yang disebabkan oleh gerakan zoom pada waktu melepas rana kamera.
ZOOMING RING:
Gelang batas rentang vario pada lensa zoom.
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR :
Ditinjau dari ukuran ( SIZE )
• ECU (Exsterim Close Up)
Pengambilan gambar hanya pada bagian badan tertentu saja, contohnya hanya mata, dll
• MCU (Medium Close UP)
Pengambilan gambar mulai dari dagu hingga dahi kepala
• MS (Medium Shot)
Pengambilan gambar mulai pada dibawah bahu hingga diatas kepala
• KS (Knee Shot)
Pengambilan gambar mulai pada dibawah lutut sampai dengan diatas kepala
• FS (Full Shot)
Pengambilan gambar dari bawah kaki hingga ke atas kepala
• LS (Long Shot)
Pengambilan gambar lebar, memfokuskan pada bacground
• ELS (Exstra Long Shot)
Pengambilam gambar pemandangan
SEKIAN DARI BLOG SAYA,KURANG LEBIH NYA SAYA MOHON MAAF. SEMOGA BERMANFAAT!!TNX.
0 komentar:
Posting Komentar